Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan terhadap Gerak Dasar Pada Fase Adolosence
BAB II
Pembahasan
Pengaruh Pertumbuhan dan
Perkembangan terhadap Gerak Dasar Pada Fase Adolosence
A. Pertumbuhan
dan Perkembangan
Pertumbuhan
adalah proses perubahan jasmani yang terjadi sampai mencapai kematangan fisik
yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh individu yang satu dengan yang lain
berbeda.
Sedangkan
perkembangan adalah perubahan individu yang lebih ke arah rohaniah yang menjadi
unik untuk setiap individu, karena perkembangan individu berbeda, perkembangan
juga memiliki pola-pola tersendiri yang khas yang hanya bisa diamati tanpa bisa
diukur.
Pertumbuhan
dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian
seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya
mengkonsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaana aman, pencegahan penyakit
dan sebaginya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi
anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Banyak
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adlah faktor
lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan
tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan
anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
Fase
dan Tugas Perkembangan
Fase perkembangan manusia:
1. Bayi
2. Anak-anak
3.
Remaja
4. Dewasa
5. Lansia
Setiap fase atau tahapan perkembangan
kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Tugas
fase yang muncul dalam setiap perkembangan, merupakan keharusan universal dan
idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar terampil melakukan
sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal.
Selain itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan adalah
:
● adanya kematangan fisik tertentu pada fase
perkembanangan tertentu
● adanya dorongan cita-cita psikologis manusia
yang sedang berkembang itu sendiri, dan
● adanya tuntutan kultural masyarakat.
Prinsip
Perkembangan
Pada pembahasan ini akan diterangkan prinsip
perkembangan menurut Hurlock (1991). Prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak
dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak, prinsip
tersebut adalah :
a.
Adanya perubahan.
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia
akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga
kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak
kemudian mengalami kemunduran.
b.
Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.
Lingkungan tempat anak menghaiskan masa
kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka.
Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan
mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4 bukti yang
membenarkan pendapat ini.
1. Hasil
belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembangan anak
2. Dasar
awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh sepanjang
hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak
3. Dasar
awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah
4. Semakin
dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak untuk
mengadakan perubahan bagi dirinya.
c. Perkembangan merupakan hasil
proses kematangan dan belajar
Perkembangan
seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya
karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari
warisan genetik individu.
d. Pola perkembangan dapat
diramalkan
Dalam perkembangan motorik akan mengikuti
hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari
kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi
pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum
yang kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh.
Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan
terlebih dahulu.
e. Pola perkembangan mempunyai
karateristik yang dapat diramalkan
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga
dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental.
Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari saatu tahap menuju tahap
berikutnya.
f. Terdapat perbedaan individu
dalam perkembangan
Walaupun pola perkembangan sama bagi semua
anak, setiap anak akan megikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan
kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah
demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada
anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang
memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor
lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak.
Faktor yang mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk kepada
anakannya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk
tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan
sebagainya.
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi untuk
mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon
memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh.
1) Hormon pada manusia
Beberapa hormon pertumbuhan pada manusia antara lain
sebagai berikut :
a) Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar
gondok/tiroid. Hormon ini memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan
metabolisme karbohidrat dalam tubuh. Kekurangan hormon ini dapat
mengakibatkan mixoedema yaitu kegemukan.
b) Hormon pertumbuhan (Growth hormon - GH), hormon ini
dihasilkan oleh hipofisis bagian depan. Hormon ini disebut juga hormon
somatotropin (STH). Peranannya adalah memengaruhi kecepatan pertumbuhan
seseorang. Seorang anak tidak akan tumbuh dengan normal jika kekurangan hormon
pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan
pertumbuhan raksasa (gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan
menyebabkan kerdil (kretinisme). Jika kelebihan hormon terjadi
setelah dewasa, akan menyebabkan membesarnya bagian tubuh tertentu, seperti
pada hidung atau telinga. Kelainan ini disebut akromegali.
c) Hormon testosteron, mengatur perkembangan organ
reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin se-
kunder pada pria.
d) Hormon estrogen/progresteron, mengatur perkembangan
organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.
2. Faktor Luar (Eksternal)
Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut :
a. Makanan
atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi yang digunakan untuk
aktivitas, perumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Kualitas dan kuantitas
makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Zat gizi
yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
dan mineral. Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan
zat hara yang terlarut dalam air maupun yang diperoleh dari udara.
b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya.
Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya suhu tubuh manusia yang normal
adalah sekitar 37°C. Jenis bunga mawar yang tumbuh dan berbunga dengan baik di
pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah pantai yang panas
pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga yang seindah
sebelumnya.
c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis.
d. Air
Air merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat
bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di
dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel-sel tubuh tidak akan terjadi
sehingga makhluk hidup tersebut akan mati.
B. Fase Adolosen
Dengan “selesainya” masa pubertas (awal), masuklah anak kedalam periode
kelanjutannya, yaitu masa pubertas akhir atau adolesen. Untuk merumuskan sebuah
definisi yang memadai tentang remaja tidaklah mudah, sebab kapan masa remaja
berakhir dan kapan anak remaja tumbuh menjadi seorang dewasa tidak dapat ditetapkan
secara pasti. Kesulitan untuk memastikan kapan berakhirnya masa adolesen ini,
di antaranya karena adolesen sesungguhnya merupakan suatu ciptaan budaya, yakni
suatu konsep yang muncul dalam masyarakat modern sebagai tanggapan terhadap
perubahan social yang menyertai perkembangan industri pada anak ke-19 di Eropa
dan Amerika Serikat.
Setidaknya, hingga akhir abad ke-18, konsep adolesen belum digunakan untuk
menunjukkan suatu periode tertentu dari kehidupan manusia. Baru sejak abad
ke-19 muncul konsep adolesen sebagai suatu periode kehidupan tertentu yang
berbeda dari masa anak-anak dan masa dewasa. Masa adolesen ini oleh Sigmund
Freud sebagai “edisi keduadari situasi oedipus”. Sebab, relasi anak muda
terhadap usia ini masih mengandung banyak unsur yang rumit dan belum
terselesaikan. Yaitu banyak konflik antara isi psikis yang kontra diktif,
terutama pada relasi anak muda dengan orang tua dan objek cintanya.
Pada masa adolesen ini tejadi proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan
fisis, yang berlangsung secara berangsur-angsur dan teratur. Masa ini merupakan
kunci penutup dari perkembangan anak. Pada periode ini anak muda banyak
melakukan introspeksi (mawas diri) dan merenungi diri sendiri. Akhirnya anak
bisa menemukan aku-nya.Dalam artinya dia mampu menemukan keseimbangan dan
harmoni atau keselarasan baru diantara sikap
kedalam diri sendiri dengan sikap kuluar.
Apa pengertian tentang masa adolesen ?
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescereyang
berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.Istilah adolescence, seperti yang
dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan
mental, emosional, sosial, dan fisik. (Hurlock,1990, p.206)
Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan
sikap tergantung(dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian
(independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap
nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang
dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Menurut Hurlock (1990,
p. 205) secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal dan
remaja akhir. Garis pemisah antara awal masa remaja dan akhir masa remaja
terletak kira-kira di sekitar usia tujuh belas tahun. Awal masa remaja
berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas
tahun dan akhir masa remaja bermula dari usia enam belas atau tujuh belas tahun
sampai delapan belas tahun.
Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode tersingkat. Tak jauh
berbeda dengan itu Monk (Monks & Knoers, 2002, p. 262) mengatakan bahwa
perkembangan masa remaja secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun,
dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja
pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Sedangkan pada umumnya masa
pubertas terjadi antara 12-16 tahun pada anak laki-laki dan 11-15 tahun pada
anak wanita (Monks & Knoers, 2002, p. 263; Hurlock, 1990, p. 185).Batas usia
remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. MenurutDepkes RI adalah antara 10-19
tahun dan belum kawin. Sedangkan menurut BKKBN adalah 10-19 tahun
(Widiastuti,dkk., 2009, p. 11).
Adapun ciri-ciri atau sifat pada masa adolensi diantaranya yaitu :
1. Menunjukkan timbulnya sikap positif dalam menentukan sistem tata nilai
(value) yang ada
2. Menunjukkan adanya ketenangan dan keseimbangan didalam kehidupannya.
3.Mulai menyadari bahwa sikap aktif, mengkritik waktu ia puber itu mudah
tetapi melaksanakannya itu sulit.
4. Ia mulai memiliki rencana hidup yang jelas dan mapan.
5. Ia mulai senang menghargai sesuatu yang bersifat historis dan tradisi,
agama, kultur, etis, dan estetis, serta ekonomi.
6. Dalam menentukan calon teman hidup, sudah tidak lagi berdasarkan nafsu
seks belaka, tetapi juga atas dasar pertimbangan yang matang dari berbagai
aspek.
7.Mulai mengambil/menentukan sikap hidup berdasarkan sistem nilai yang
diyakininya.
Seperti ciri-ciri atau sifat diatas dikatakan bahwa menginjak masa adolesen
maka sikap pada umumnya, ialah bahwa ia mulai dapat:
a. Menemukan pribadinya
Yang dimaksud dengan mulai dapat menemukan pribadinya, ialah bahwa ia mulai
menyadari kemampuannya, menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya, mulai dapat
menempatkan diri ditengah masyarakat dengan jalan menyesuaikan diri dengan
masyarakat tetapi tiada tenggelam didalam masyarakat. Ia mulai dapat
menggunakan haknya dan mulai mengerti kewajiban-kewajibannya sebagai anggota
masyarakat.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa ia mulai dapat membawakan dirinya
masuk kedalam masyarakat.
b. Menentukan cita-citanya
Yang dimaksud dengan mulai dapat menentukan cita-citanya adalah bahwa
sebagai kelanjutan dari kemampuannya utuk menyadari kemampuan, menyadari
kelebihan-kelebihannya itu sebagai suatu himpunan kekuatan yng dipergunakan
sebagai sarana untuk kehidupan selanjutnya agar dengan sarana itu ia tidak akan
kehilangan haknya untuk ikut serta bersama-sama dengan anggota masyarakat yang
lain untuk mengolah isi alam raya ini untuk kehidupannya.
c. Menggariskan jalan
hidupnya
Yang dimaksud dengan mulai dapat mengariskan jalan hidupnya ialah bahwa
jalan yang akan dilalui didalam perjuangannya mencapai cita-citanya itu.
Sebenarnya penemuan jalan ini bersama-sama dengan terbentuknya cita-cita itu.
Jalan ini adalah merupakan garis-garis proyeksi yang ditarik dari himpunan
kemapuan,kelebihan dan kekuatan itu kearah cita-cita.
Jadi garis ini adalah garis lurus.Seperti halnya sesuatu jalan selalu dalam
kelurusan, menurut suatu pengukuran yang sesuai dengan kondisi tertentu.
C. Gerak Dasar
Menurut
Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000 : 73) ruang lingkup pendidikan jasmani
salah satunya adalah pembentukan gerak, yang meliputi keinginan untuk bergerak,
menghayati ruang waktu dan bentuk termasuk perasaan irama, mengenal kemungkinan
gerak diri sendiri, memiliki keyakinan gerak dan perasaan sikap (kinestetik)
dan memperkaya kemampuan gerak.
Sedangkan
menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000: 20) “kemampuan gerak dasar
merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup”.
Selanjutnya
masih menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000: 20) menyatakan bahwa
kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
1. Kemampuan
locomotor
Kemampuan
locomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain
atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti lompat dan loncat. Kemampuan gerak
lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur dan lari seperti
kuda berlari (gallop).
2. Kemampuan
non locomotor
Kemampuan
non locomotor dilakukan di tempat. Tanpa ada ruang gerak yang memadai kemampuan
non locomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik,
mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar,
melambungkan dan lain-lain.
3. Kemampuan
manipulatif
Kemampuan
manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam objek.
Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian
lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi objek jauh lebih unggul
daripada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata, yang mana cukup penting untuk
item : berjalan (gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk kemampuan
manipulatif terdiri dari:
a) Gerakan
mendorong (melempar, memukul, menendang).
b) Gerakan
menerima (menangkap) objek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan
menggunakan bola yang terbuat bantalan karet (bola medisin) atau macam : bola
yang lain.
c) Gerakan
memantul-mantulkan bola atau menggiring bola.
D. Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan
terhadap Gerak dasar Fase Adolosen
1.
Pengaruh hormon pertumbuhan terhadap gerak
dasar
Pada masa remaja atau adolosence ini pertumbuhan adalah faktor yang sangat
berpengaruh sekali terhadap gerak motorik.
a)
Hormon tiroksin, apabila hormin ini bekerja aktif atau tidak terkendali maka akan menimbulkan
kegemukan, dan apabila hormon ini tidak berproduksi optimal maka orang aka
kurus hal ini tentu saja pengaruh terhadap gerak dasar remaja sangatlah
berpengaruh. Apabila orang terlalu gemuk atau obesitas maka geraknya akan
sangat terbatas.
b)
Hormon pertumbuhan (Growth hormon - GH),
Kelebihan hormon ini
akan membuat seseorang menjadi raksasa atau memiliki tubuh yang tidak normal
terlalu tinggi, besar dan tampak seperti raksasa, kekurangan hormon ini maka
seseorang akan menjadi kerdil. Pengaruh terhadap gerak motorik seseorang
menjadi tidak optimal.
c)
Hormon testosteron, tidak begitu berpengaruh terhadap gerak dasar seseorang
d)
Hormon estrogen/progresteron,
- faktor pertumbuhan
yang berpengaruh selanjutnya yaitu gen
Gen seorang biasa
dengan gen yang diturunkan seorang atlet terhadap anaknya akan berpengaruh
sekali terhadap gerak motorikl/ gerak dasar seseorang. Contohnya adalah gen
pembawa sifat jenis otot orang yang memiliki lebih banyak otot putih cenderung
gerak larinya itu lincah tetapi hanya bersifat pada olahraga anaerobik
- Perkembangan Biologis Pada
Masa Adolesen
Secara biologis, manusia terbagi atas dua jenis, yaitu laki-laki dan
perempuan. Dimana kematangan seks dicapai selama masa adolesen ini, dan daya
tarik seks menjadi suatu kebutuhan yang dominan dalam kehidupan individu, serta
dalam hubungan social yang dipengaruhi oleh kematangan fisik yang telah
dicapai. Dan gadis fisiknya lebih lemah dibandingkan dengan fisik pemuda,
dimana gadis memperoleh kekuatan yang lain disamping ia kehilngan kekuatan
lainnya. Dan penampilan gadis menjadi lebih menarik dilihat oleh pria.
Pada perkembangan remaja yang disertai oleh perkembangan fisik dan seksual,
dengan laju pertumbuhan pada tubuh gadis melebihi kecepatan pertumbuhan tubuh
pemuda. Bila usia gadis mencapai 15 tahun sampai 16 tahun, ia telah mencapai
bentuk akhir tubuhnya, sedangkan tubuh pemuda masih terus berkembang sampai ia
mencapai usia 18 tahun.
Bila kita tinjau dari kekuatan fisik, remaja yang mencapai usia 18 tahun
dianggap cukup kuat untuk mempersiapkan dirinya memperoleh lapangan pekerjaan.
Dan bila kita tinjau dari perkembangan biologis, remaja sudah mencapai
kematangan seks, dimana kematangan seks yang normal ditandai dengan
ketertarikan terhadap lawan jenis kelaminnya. Dimana ketertarikan merupakan suatu
dasar yang menjadi pemikiran ke arah perkawinan.
- Perkembangan Psikologis Pada
Masa Adolesen
Pada ranah psikologis, dalam kelompok sejenis mereka belajar untuk
bertingkah laku sebagai orang dewasa. Dalam kelompok jenis kelamin lain mereka
belajar menguasai keterampilan social, dan sebaginya, misalnya kemahoiran
berbicara, mengorganisasikan kegiatan social, dan sebagainya. Gadis lebih cepat
matang dari pada teman pemudanya, dan lebih cenderung tertarik kepada pemuda
yang usianya beberapa tahun di atasnya. Keadaan itu akan berlangsung sampai
mereka kuliah di perguruan tinggi.
Dalam peranannya seorang pemuda menerima perannya sebagai pria dan gadis
menerima perannya sebagai wanita. Gadis mengalami kesulitan melaksanakan
peranannya , khususnya bagi gadis yang lebih mengutamakan kariernya, ia ingin
bebas dari peranannya sebagai istri atau sebagai ibu rumah tangga yang dalam
pelaksanaannya tugasnya itu memerlukan dukungan suami. Dan dalam perubahan
bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan sikap dan minat mereka, para remaja
suka memperhatikan perubahan tubuh yang sedang dialaminya sendiri. Gadis-gadis
lebih suka berdandan dan berhias untuk menarik lawan jenisnya.
Dari hasil penelitian mengenai minat di kalangan remaja, ternyata pada kaum
remaja yang berusia 16 sampai 19 tahun , minat yang utama tertuju kepada
pemilihan dan mempersiapkan lapangan pekerjaan. Sebenarnya secara samar-samar,
kita bias mendapatkan gambaran bayangan dari prestasi yang dicapai siswa di
sekolah tentang apa yang akan menjadi cita-citanya jika ia bertahan terus untuk
melanjutkan pendidikannya.
Sikap remaja dalam hal perkawinan sangat bervariasi, dimana segolongan
remaja menunjukkan sikap bahwa pekawinan itu sebagai kebahagiaan hidup,
sedangkan yang sebagian lagi mereka takut memasuki perkawinan.Timbulnya sikap
takut itu karena dipengaruhi oleh suasana kehidupan di lingkungan keluarganya.
Pada umumnya, remaja yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang harmonis
membayangkan perkawinan itu sebagai sesuatu yang membahagiakan. Sedangkan remaja
yang dibesarkan di lingkungan keluarga broken home , membayangkan perkawinan
itu seperti suasana yang tampak di lingkungan rumah tangganya (tidak bahagia).
KESIMPULAN
Faktor- faktor yang mempengaruhi gerak dasar yaitu pertumbuhan dan perkembangan,
diantaranya yaitu sebagai berikut :
1.
Pengaruh hormon pertumbuhan terhadap gerak
dasar
a. hormon tiroksin
b. hormon pertumbuhan
2.
Faktor pertumbuhan biologis
3.
Faktor psikologis seseorang
SARAN
1. Jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, para pembaca
bisa memberikan kritik dan sarannya, guna untuk kesempurnaan makalah ini.
2. Semoga dengan kita membaca makalah ini , kita dapat mengambil manfaat
dan ilmu pengetahuan dari makalah ini guna untuk kehidupan yang lebih baik bagi
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-indahsucin-5645-3-babii.pdf
DRS. Zulkifli L. Psikologi Perkembangan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003). cet. 10.
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan,. Edisi
Revisi., (Jakarta: Rineka Cipta, 2005).
Yusuf LN, Dr. H. Syamsun,. M.Pd., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009). cet. 10.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda