Sabtu, 04 Januari 2014

Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan terhadap Gerak Dasar Pada Fase Adolosence

BAB II
Pembahasan
Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan terhadap Gerak Dasar Pada Fase Adolosence
A.    Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses perubahan jasmani yang terjadi sampai mencapai kematangan fisik yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh individu yang satu dengan yang lain berbeda.
Sedangkan perkembangan adalah perubahan individu yang lebih ke arah rohaniah yang menjadi unik untuk setiap individu, karena perkembangan individu berbeda, perkembangan juga memiliki pola-pola tersendiri yang khas yang hanya bisa diamati tanpa bisa diukur.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya mengkonsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaana aman, pencegahan penyakit dan sebaginya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adlah faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
Fase dan Tugas Perkembangan
 Fase perkembangan manusia:
 1. Bayi
 2. Anak-anak
 3. Remaja
 4. Dewasa
 5. Lansia

 Setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Tugas fase yang muncul dalam setiap perkembangan, merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal. Selain itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan adalah :
 ● adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembanangan tertentu
 ● adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri, dan
 ● adanya tuntutan kultural masyarakat.

Prinsip Perkembangan
 Pada pembahasan ini akan diterangkan prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991). Prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak, prinsip tersebut adalah :
a. Adanya perubahan.
 Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.
b. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.
 Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini.

1.      Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembangan anak
2.      Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh sepanjang hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak
3.      Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah
4.      Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak untuk mengadakan perubahan bagi dirinya.

c. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu.

d. Pola perkembangan dapat diramalkan
 Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.

e. Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan
 Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari saatu tahap menuju tahap berikutnya.

f. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
 Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak.

Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk kepada anakannya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya.
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh.
1) Hormon pada manusia
Beberapa hormon pertumbuhan pada manusia antara lain sebagai berikut :
a) Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar gondok/tiroid. Hormon ini memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme karbohidrat dalam tubuh. Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan mixoedema yaitu kegemukan.
b) Hormon pertumbuhan (Growth hormon - GH), hormon ini dihasilkan oleh hipofisis bagian depan. Hormon ini disebut juga hormon somatotropin (STH). Peranannya adalah memengaruhi kecepatan pertumbuhan seseorang. Seorang anak tidak akan tumbuh dengan normal jika kekurangan hormon pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan menyebabkan kerdil (kretinisme). Jika kelebihan hormon terjadi setelah dewasa, akan menyebabkan membesarnya bagian tubuh tertentu, seperti pada hidung atau telinga. Kelainan ini disebut akromegali.
c) Hormon testosteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin se-
kunder pada pria.
d) Hormon estrogen/progresteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.

2. Faktor Luar (Eksternal)
Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut :

a. Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi yang digunakan untuk aktivitas, perumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air maupun yang diperoleh dari udara. 
b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.
Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya suhu tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Jenis bunga mawar yang tumbuh dan berbunga dengan baik di pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah pantai yang panas pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga yang seindah sebelumnya.
c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis.
d. Air 
Air  merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel-sel tubuh tidak akan terjadi sehingga makhluk hidup tersebut akan mati.


B.     Fase Adolosen
Dengan “selesainya” masa pubertas (awal), masuklah anak kedalam periode kelanjutannya, yaitu masa pubertas akhir atau adolesen. Untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang remaja tidaklah mudah, sebab kapan masa remaja berakhir dan kapan anak remaja tumbuh menjadi seorang dewasa tidak dapat ditetapkan secara pasti. Kesulitan untuk memastikan kapan berakhirnya masa adolesen ini, di antaranya karena adolesen sesungguhnya merupakan suatu ciptaan budaya, yakni suatu konsep yang muncul dalam masyarakat modern sebagai tanggapan terhadap perubahan social yang menyertai perkembangan industri pada anak ke-19 di Eropa dan Amerika Serikat.

Setidaknya, hingga akhir abad ke-18, konsep adolesen belum digunakan untuk menunjukkan suatu periode tertentu dari kehidupan manusia. Baru sejak abad ke-19 muncul konsep adolesen sebagai suatu periode kehidupan tertentu yang berbeda dari masa anak-anak dan masa dewasa. Masa adolesen ini oleh Sigmund Freud sebagai “edisi keduadari situasi oedipus”. Sebab, relasi anak muda terhadap usia ini masih mengandung banyak unsur yang rumit dan belum terselesaikan. Yaitu banyak konflik antara isi psikis yang kontra diktif, terutama pada relasi anak muda dengan orang tua dan objek cintanya.
Pada masa adolesen ini tejadi proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisis, yang berlangsung secara berangsur-angsur dan teratur. Masa ini merupakan kunci penutup dari perkembangan anak. Pada periode ini anak muda banyak melakukan introspeksi (mawas diri) dan merenungi diri sendiri. Akhirnya anak bisa menemukan aku-nya.Dalam artinya dia mampu menemukan keseimbangan dan harmoni atau keselarasan baru diantara sikap
kedalam diri sendiri dengan sikap kuluar.
Apa pengertian tentang masa adolesen ?

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescereyang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. (Hurlock,1990, p.206)
Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung(dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Menurut Hurlock (1990, p. 205) secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal dan remaja akhir. Garis pemisah antara awal masa remaja dan akhir masa remaja terletak kira-kira di sekitar usia tujuh belas tahun. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun dan akhir masa remaja bermula dari usia enam belas atau tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun.

Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode tersingkat. Tak jauh berbeda dengan itu Monk (Monks & Knoers, 2002, p. 262) mengatakan bahwa perkembangan masa remaja secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Sedangkan pada umumnya masa pubertas terjadi antara 12-16 tahun pada anak laki-laki dan 11-15 tahun pada anak wanita (Monks & Knoers, 2002, p. 263; Hurlock, 1990, p. 185).Batas usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. MenurutDepkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin. Sedangkan menurut BKKBN adalah 10-19 tahun (Widiastuti,dkk., 2009, p. 11).

Adapun ciri-ciri atau sifat pada masa adolensi diantaranya yaitu :
1. Menunjukkan timbulnya sikap positif dalam menentukan sistem tata nilai (value) yang ada
2. Menunjukkan adanya ketenangan dan keseimbangan didalam kehidupannya.
3.Mulai menyadari bahwa sikap aktif, mengkritik waktu ia puber itu mudah tetapi melaksanakannya itu sulit.
4. Ia mulai memiliki rencana hidup yang jelas dan mapan.
5. Ia mulai senang menghargai sesuatu yang bersifat historis dan tradisi, agama, kultur, etis, dan estetis, serta ekonomi.
6. Dalam menentukan calon teman hidup, sudah tidak lagi berdasarkan nafsu seks belaka, tetapi juga atas dasar pertimbangan yang matang dari berbagai aspek.
7.Mulai mengambil/menentukan sikap hidup berdasarkan sistem nilai yang diyakininya.

Seperti ciri-ciri atau sifat diatas dikatakan bahwa menginjak masa adolesen maka sikap pada umumnya, ialah bahwa ia mulai dapat:
a.          Menemukan pribadinya
Yang dimaksud dengan mulai dapat menemukan pribadinya, ialah bahwa ia mulai menyadari kemampuannya, menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya, mulai dapat menempatkan diri ditengah masyarakat dengan jalan menyesuaikan diri dengan masyarakat tetapi tiada tenggelam didalam masyarakat. Ia mulai dapat menggunakan haknya dan mulai mengerti kewajiban-kewajibannya sebagai anggota masyarakat.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa ia mulai dapat membawakan dirinya masuk kedalam masyarakat.
b.         Menentukan cita-citanya
Yang dimaksud dengan mulai dapat menentukan cita-citanya adalah bahwa sebagai kelanjutan dari kemampuannya utuk menyadari kemampuan, menyadari kelebihan-kelebihannya itu sebagai suatu himpunan kekuatan yng dipergunakan sebagai sarana untuk kehidupan selanjutnya agar dengan sarana itu ia tidak akan kehilangan haknya untuk ikut serta bersama-sama dengan anggota masyarakat yang lain untuk mengolah isi alam raya ini untuk kehidupannya.
c.          Menggariskan jalan hidupnya
Yang dimaksud dengan mulai dapat mengariskan jalan hidupnya ialah bahwa jalan yang akan dilalui didalam perjuangannya mencapai cita-citanya itu. Sebenarnya penemuan jalan ini bersama-sama dengan terbentuknya cita-cita itu. Jalan ini adalah merupakan garis-garis proyeksi yang ditarik dari himpunan kemapuan,kelebihan dan kekuatan itu kearah cita-cita.
Jadi garis ini adalah garis lurus.Seperti halnya sesuatu jalan selalu dalam kelurusan, menurut suatu pengukuran yang sesuai dengan kondisi tertentu.

C.    Gerak Dasar
Menurut Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000 : 73) ruang lingkup pendidikan jasmani salah satunya adalah pembentukan gerak, yang meliputi keinginan untuk bergerak, menghayati ruang waktu dan bentuk termasuk perasaan irama, mengenal kemungkinan gerak diri sendiri, memiliki keyakinan gerak dan perasaan sikap (kinestetik) dan memperkaya kemampuan gerak.
Sedangkan menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000: 20) “kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup”.

Selanjutnya masih menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000: 20) menyatakan bahwa kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori yaitu :

1.      Kemampuan locomotor
Kemampuan locomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur dan lari seperti kuda berlari (gallop).

2.      Kemampuan non locomotor

Kemampuan non locomotor dilakukan di tempat. Tanpa ada ruang gerak yang memadai kemampuan non locomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain-lain.

3.      Kemampuan manipulatif

Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam objek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi objek jauh lebih unggul daripada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata, yang mana cukup penting untuk item : berjalan (gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri dari:

a)    Gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang).
b)   Gerakan menerima (menangkap) objek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola yang terbuat bantalan karet (bola medisin) atau macam : bola yang lain.
c)    Gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola.

D.    Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan terhadap Gerak dasar Fase Adolosen
1.      Pengaruh hormon pertumbuhan terhadap gerak dasar
Pada masa remaja atau adolosence ini pertumbuhan adalah faktor yang sangat berpengaruh sekali terhadap gerak motorik.
a)      Hormon tiroksin, apabila hormin ini bekerja aktif atau tidak terkendali maka akan menimbulkan kegemukan, dan apabila hormon ini tidak berproduksi optimal maka orang aka kurus hal ini tentu saja pengaruh terhadap gerak dasar remaja sangatlah berpengaruh. Apabila orang terlalu gemuk atau obesitas maka geraknya akan sangat terbatas.
b)      Hormon pertumbuhan (Growth hormon - GH),
Kelebihan hormon ini akan membuat seseorang menjadi raksasa atau memiliki tubuh yang tidak normal terlalu tinggi, besar dan tampak seperti raksasa, kekurangan hormon ini maka seseorang akan menjadi kerdil. Pengaruh terhadap gerak motorik seseorang menjadi tidak optimal.
c)      Hormon testosteron, tidak begitu berpengaruh terhadap gerak dasar seseorang
d)     Hormon estrogen/progresteron,

    1. faktor pertumbuhan yang berpengaruh selanjutnya yaitu gen
Gen seorang biasa dengan gen yang diturunkan seorang atlet terhadap anaknya akan berpengaruh sekali terhadap gerak motorikl/ gerak dasar seseorang. Contohnya adalah gen pembawa sifat jenis otot orang yang memiliki lebih banyak otot putih cenderung gerak larinya itu lincah tetapi hanya bersifat pada olahraga anaerobik
    1. Perkembangan Biologis Pada Masa Adolesen
Secara biologis, manusia terbagi atas dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Dimana kematangan seks dicapai selama masa adolesen ini, dan daya tarik seks menjadi suatu kebutuhan yang dominan dalam kehidupan individu, serta dalam hubungan social yang dipengaruhi oleh kematangan fisik yang telah dicapai. Dan gadis fisiknya lebih lemah dibandingkan dengan fisik pemuda, dimana gadis memperoleh kekuatan yang lain disamping ia kehilngan kekuatan lainnya. Dan penampilan gadis menjadi lebih menarik dilihat oleh pria.
Pada perkembangan remaja yang disertai oleh perkembangan fisik dan seksual, dengan laju pertumbuhan pada tubuh gadis melebihi kecepatan pertumbuhan tubuh pemuda. Bila usia gadis mencapai 15 tahun sampai 16 tahun, ia telah mencapai bentuk akhir tubuhnya, sedangkan tubuh pemuda masih terus berkembang sampai ia mencapai usia 18 tahun.
Bila kita tinjau dari kekuatan fisik, remaja yang mencapai usia 18 tahun dianggap cukup kuat untuk mempersiapkan dirinya memperoleh lapangan pekerjaan. Dan bila kita tinjau dari perkembangan biologis, remaja sudah mencapai kematangan seks, dimana kematangan seks yang normal ditandai dengan ketertarikan terhadap lawan jenis kelaminnya. Dimana ketertarikan merupakan suatu dasar yang menjadi pemikiran ke arah perkawinan.

    1. Perkembangan Psikologis Pada Masa Adolesen
Pada ranah psikologis, dalam kelompok sejenis mereka belajar untuk bertingkah laku sebagai orang dewasa. Dalam kelompok jenis kelamin lain mereka belajar menguasai keterampilan social, dan sebaginya, misalnya kemahoiran berbicara, mengorganisasikan kegiatan social, dan sebagainya. Gadis lebih cepat matang dari pada teman pemudanya, dan lebih cenderung tertarik kepada pemuda yang usianya beberapa tahun di atasnya. Keadaan itu akan berlangsung sampai mereka kuliah di perguruan tinggi.
Dalam peranannya seorang pemuda menerima perannya sebagai pria dan gadis menerima perannya sebagai wanita. Gadis mengalami kesulitan melaksanakan peranannya , khususnya bagi gadis yang lebih mengutamakan kariernya, ia ingin bebas dari peranannya sebagai istri atau sebagai ibu rumah tangga yang dalam pelaksanaannya tugasnya itu memerlukan dukungan suami. Dan dalam perubahan bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan sikap dan minat mereka, para remaja suka memperhatikan perubahan tubuh yang sedang dialaminya sendiri. Gadis-gadis lebih suka berdandan dan berhias untuk menarik lawan jenisnya.
Dari hasil penelitian mengenai minat di kalangan remaja, ternyata pada kaum remaja yang berusia 16 sampai 19 tahun , minat yang utama tertuju kepada pemilihan dan mempersiapkan lapangan pekerjaan. Sebenarnya secara samar-samar, kita bias mendapatkan gambaran bayangan dari prestasi yang dicapai siswa di sekolah tentang apa yang akan menjadi cita-citanya jika ia bertahan terus untuk melanjutkan pendidikannya.
Sikap remaja dalam hal perkawinan sangat bervariasi, dimana segolongan remaja menunjukkan sikap bahwa pekawinan itu sebagai kebahagiaan hidup, sedangkan yang sebagian lagi mereka takut memasuki perkawinan.Timbulnya sikap takut itu karena dipengaruhi oleh suasana kehidupan di lingkungan keluarganya. Pada umumnya, remaja yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang harmonis membayangkan perkawinan itu sebagai sesuatu yang membahagiakan. Sedangkan remaja yang dibesarkan di lingkungan keluarga broken home , membayangkan perkawinan itu seperti suasana yang tampak di lingkungan rumah tangganya (tidak bahagia).













KESIMPULAN

Faktor- faktor yang mempengaruhi gerak dasar yaitu pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya yaitu sebagai berikut :
1.      Pengaruh hormon pertumbuhan terhadap gerak dasar
a. hormon tiroksin
b. hormon pertumbuhan
2.      Faktor pertumbuhan biologis
3.      Faktor psikologis seseorang

SARAN

1. Jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, para pembaca bisa memberikan kritik dan sarannya, guna untuk kesempurnaan makalah ini.
2. Semoga dengan kita membaca makalah ini , kita dapat mengambil manfaat dan ilmu pengetahuan dari makalah ini guna untuk kehidupan yang lebih baik bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-indahsucin-5645-3-babii.pdf

DRS. Zulkifli L. Psikologi Perkembangan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003). cet. 10.

Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan,. Edisi Revisi., (Jakarta: Rineka Cipta, 2005).

Yusuf LN, Dr. H. Syamsun,. M.Pd., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009). cet. 10.


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda